Teknik
announcing adalah suatu keterampilan dalam bentuk menuturkan segala sesuatu
yang mencakup kata, musik, atau link lagu yang disajikan. Teknik announcing ini
diperlukan oleh setiap orang yang berkomunikasi dengan menggunakan suara
sebagai profesi, announcer radio ataupun tv, dan public speaker. Seorang public
speaker harus under control. Harus bisa mengontrol diri di depan audiens,
mengontrol perkataan, tutur kata yang baik dan sopan, serta perilaku saat
berbicara didepan audiens. Tujuan teknik announcing antara lain ialah untuk
mengembangkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi melalui suara. Agar
seseorang itu dapat berkomunikasi sebagai komunikator yang baik. Agar sang
komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dengan menggunakan kaidah
– kaidah teknik announcing yang baik dan benar, sehingga pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat tersampaikan dengan baik dan jelas kepada komunikan.
Tujuan dari adanya teori teknik
announcing ialah :
ü Untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan menghasilkan suara yang “menyenangkan”
untuk didengar. Suara yang sedemikian rupa tentulah sangat dibutuhkan oleh
seorang announcer. Jika seorang announcer mampu menghasilkan suara yang
menyenangkan, otomatis pendengar akan tertarik untuk mendengarkan pesan dari
sang announcer tadi.
ü Kemampuan
berbicara dengan artikulasi yang jelas dan sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia. Seorang announcer harus mampu berbicara dengan artikulasi yang
jelas. Setiap perkataan yang diucapkan oleh seorang announcer harus terdengar
jelas dan tidak belepotan. Ini tentulah bukan perkara yang mudah bagi seorang
announcer, apalagi untuk announcer pemula. Membutuhkan pelatihan terlebih
dahulu sebelum benar – benar go public. Seorang announcer juga wajib
menggunakan bahasa formal yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Tidak boleh menggunakan bahasa alay ataupun bahasa informal yang
kurang sopan.
ü Kemampuan
mengatur dan membuat variasi volume suara dan pitch secara efektif. Bukan hanya
penyanyi saja yang harus mengatur volume serta pitch saat hendak membawakan
lagu, aturan ini juga berlaku bagi seorang announcer. Tidak boleh asal ngomong
dengan volume yang tidak teratur. Seorang announcer harus pandai menyesuaikan
volume dengan isi berita yang dibawakan.
ü Kemampuan
memilih kata dan merangkai kalimat yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Seorang
announcer harus pandai memilah – milah kata yang baik atau pantas untuk
digunakan. Tidak semua kalimat harus diucapkan semua karena terkadang ada juga
kalimat yang kurang penting untuk disampaikan. Seorang announcer juga harus
bisa merangkai kata menjadi kalimat yang efektif. Dimana tidak ada pemborosan
kata maupun pengulangan kata dalam kalimat tersebut.
ü Kemampuan
mengekspresikan sikap atau diri sendiri sehingga menumbuhkan dan menguatkan
rasa percaya diri. Seorang announcer harus pandai mengekspresikan diri sendiri
sesuai dengan berita atau acara yang dibawakan. Dimana ekspresi yang dibangun
oleh announcer tersebut adalah ekspresi yang mampu menunjang kepedean sang
announcer, sehingga bisa membuat announcer tampil percaya diri didepan audiens.
ü Kemampuan
memahami naskah dengan baik. Ini adalah hal pokok yang harus dimiliki oleh
seorang announcer. Announcer yang baik adalah announcer yang mampu memahami
naskah dengan baik. Dengan demikian, announcer akan dapat membawakan acara atau
berita dengan baik dan maksimal.
ü Kemampuan
berbicara secara “bebas dan berimprovisasi” sesuai dengan program yang
dibawakan. Yang dimaksudkan bebas disini ialah announcer bebas hendak
berimprovisasi dengan kata – katanya sendiri, namun tidak boleh melenceng dari
naskah. Dengan kata lain, improvisasi dari sang announcer harus tetap
mengandung pesan atau inti yang sama dengan apa yang tertera pada naskah.
Seseorang
yang berbicara, bercerita, berceramah kepada audiens, dan mewakili suatu
lembaga atau instansi stasiun penyiaran disebut sebagai announcer. Ada beberapa
posisi sebagai announcer, antara alin :
ü Announcer
adalah yang “terdepan” / ujung tombak, karena ia menjadi link antara audiens
ataupun antara stasiun penyiaran dengan audiensnya. Announcer disebut sebagai
kunci dari kesuksesan sebuah acara.
ü Announcer
menjadi presenter, komunikator, interpreter, karena ia menjadi pemandu dalam
sebuah acara serta seseorang yang akan menyampaikan pesan kepada komunikan.
ü Mengingat
sifat radio yang “personal” maka siaran radio mutlak harus ada announcer.
Siaran radio tidak akan jalan tanpa adanya seorang announcer.
ü Akar
dari ilmu teknik announcing di komunikasi. Fondasi atau elemen penting yang
mendasari adanya ilmu teknik announcing.
Lingkup
tugas seorang announcer meliputi :
ü Menuturkan
informasi program yang dibawakan. Seorang announcer harus menyampaikan isi
pesan dari program yang dibawakan kepada audiens.
ü Membacakan
naskah yang sudah disiapkan dan memberi komentar jika perlu. Dalam membawakan
acara, announcer berbicara sesuai dengan naskah yang telah ada, namun jika
dirasa perlu berimprovisasi, seorang announcer dapat memberikan sedikit
komentar atau intermeso.
ü Mewawancarai
tamu atau narasumber. Announcer harus mampu mewawancarai narasumber dengan
konteks petanyaan yang berhubungan dengan topik yang sedang diperbincangkan.
Saat mewawancarai narasumber, announcer harus menggunakan kalimat yang sopan
serta bersikap ramah kepada narasumber.
ü Melayani
interaksi dengan audiens. Apabila ada audiens yang hendak menyanggah, bertanya
atau memberikan saran, seorang announcer harus bisa menanggapi dengan baik
serta memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh audiens.
ü Mengoperasikan
alat siar. Bagi seorang announcer komponen ini sudah merupaka kewajiban, selain
announcer dituntut bisa berbicara di depan publik dengan baik, ia juga
diwajibkan bisa mengoperasikan peralatan siar dengan baik sehingga jika dalam
keadaan darurat, announcer dapat mengoperasikan alat siar sendiri.
ü Saat
siaran, memberikan komentar spontan terhadap lagu, musik, cuaca ataupun
informasi lain yang disampaikan. Ia harus bisa mengimprovisasi pertanyaan tanpa
harus bertopang pada naskah saja.
Bagi
seorang announcer, suara emas dan berkarakter adalah dua komponen yang sangat
penting untuk menunjang performanya di depan audiens. Namun hal ini dapat
dilatih dengan langkah – langkah di bawah ini :
ü Lancar
berbicara dengan kualitas vokal yang baik. Seorang announcer harus lancar dan
tidak boleh gagap dalam berbicara. Oleh sebab itu ia membutuhkan latihan vokal
secara terus menerus agar bisa terlatih.
ü Menggunakan
suara diafragma / perut sehingga suara terdengar bertenaga (powerfull), jelas
dan keras tanpa harus berteriak. Announcer harus terdengar powerfull saat
membawakan acara agar audiens tertarik untuk mengikuti acara tersebut.
ü Karakter
vokal sesuai dengan acara yang dibawakan (radio: sesuai dengan format dan
segmen radionya). Misalkan saat membawakan acara wanita, alangkah bagusnya jika
suara announcer yang membawakan mempunyai karakter suara kewanitaan atau cewek.
Cara
yang dapat dilakukan agar suara terdengar berkarakter dan bagus :
ü Rilex,
tidak gugup / nervous, santai, melakukan relaksasi (stretching dan breathing)
jika announcer rilex, maka suaranya juga akan terdengar powerfull dan
intonasinya terdengar jelas.
ü Pengaturan
pernafasan yang baik selama berbicara. Jangan berbicara terlalu cepat dan
panjang sehingga pada akhirnya anda akan merasa ngos – ngosan sendiri. Aturlah
pernafasan dengan baik saat berbicara. Berbicara dengan pelan akan dapat
membantu anda mengatur nafas dengan baik.
ü Memperhatikan
intonasi dan stressing. Seorang announcer tidak boleh membacakan berita dengan
nada yang datar – datar saja. Perlu adanya penekanan pada kalimat – kalimat
tertentu.
ü Berbicaralah
dengan “gaya ngobrol” (conversational way), sehingga tercipta gaya komunikasi
yang alamiah.
ü Membentuk
“mental image”
ü Selalu
fokus pada apa yang diucapkan. Announcer harus fokus agar tidak terjadi
kesalahan saat pembaacaan naskah.
Kesan
yang dapat dibentuk atau dihasilkan oleh announcer ialah :
ü Jujur
: karena disampaikan dengan tenang.
ü Tulus
: karena disampaikan dengan niat dan sungguh – sungguh
ü Menyenangkan
/ mempesona teknik berbicara yang baik (volume, kecepatan, intonasi)
ü Yakin,
karena disampaikan dengan lancar.
Ada
tiga kaidah announcing, Talk with one person : berbicaralah seolah – olah anda
hanya berbicara dengan satu orang saja sehingga anda dapat berbicara dengan
rilex, Talk with your friend : berbicaralah seolah – olah anda sedang berbicara
dengan teman anda, sehingga kesan yang ditimbulkan adalah suara anda terdengar
bersahabat, Talk using “smilling voice” : berbicaralah dengan suara yang ramah.
Jika seorang announcer sudah dapat melakukan tiga kaidah diatas, maka announcer
tersebut dapat dikatakan sebagai announcer yang berhasil.
Kebiasaan
buruk yang dapat merusak vokal antara lain :
ü Meniadakan
huruf, jangan sekali – kali mencoba meniadakan huruf, karena itu akan menjadi
sebuah kebiasaan dan membuat anda tidak profesional dalam bekerja.
ü Malas
membuka mulut, sebagai announcer anda harus mau membuka mulut selebar –
lebarnya agar kata yang terucap dapat terdengar dengan jelas.
ü Bicara
dengan nada datar, monoton : jika ini terjadi audiens akan jenuh dan tidak tertarik,
maka dari itu berilah sedikit penekanan pada kata – kata tertentu.
ü Nada
akhir kalimat berakhir sama dengan kalimat lain, usahakan nada saat membaca
kalimat awal berbeda dengan nada saat membaca kalimat penutupan.
ü Kecepatan
berbicara tidak teratur, jika hal ini terjadi maka pernafasan anda akan
terlihat jelek dan kalimat anda akan belepotan sehingga tidak terdengar jelas
oleh audiens. Untuk narator harus mempunyai kecepatan yang stabil.
ü Penekana
kata / suku kata yang kurang / tidak tepat, penekanan kata itu penting namun
jangan sampai salah pilih, jika ini terjadi maka akan fatal dan malah terdengar
aneh di telinga.
ü Mengulangi
atau menggunakan kata yang sama melebihi dua buah dalam satu kalimat.
Dasar
komunikasi terdiri dari manusia – makhluk sosial – interaksi – komunikasi –
cara pandang – pikiran – perasaan – keinginan – dll. Unsur – unsur yang ada
dalam komunikasi ialah komunikator dan komunikan. Ada komunikator yang akan
menyampaikan pesan serta ada komunikan yang akan menerima pesan dari komunikator.
Komunikasi efektif terjadi bila : pesan yang disampaikan komunikator dapat
diterima dengan baik atau jelas sehingga tidak ada misskomunikasi, mampu
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi, serta
merupakan aset penting dalam komunikasi.
Manfaat
dalam berkomunikasi ialah tersampaikannya gagasan atau fikiran dimana komunikan
mengerti dan tidak terjadi misskomunikasi, terjadinya kesepahaman : yang
awalnya antara komunikator dan komunikan berbeda faham setelah terjadi
komunikasi maka ada kesepahaman diantara mereka.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah :
ü Tepat
waktu dan tepat sasaran: terjadinya komunikasi harus tepat waktu dan sasaran,
jika tidak maka komunikasi tersebut tidak akan memberikan manfaat bagi keduanya.
ü Lengkap,
informasi yang disampaikan oleh komunikator harus lengkap dan detail.
ü Memperhatikan
situasi dan kondisi, komunikasi yang terjadi harus bisa fleksibel dengan
situasi dan kondisi yang ada.
ü Persuasif,
pesan yang disampaikan harus mengandung daya persuasif yang tinggi agar bisa
mempengaruhi komunikan.
ü Menghindari
kata – kata yang kurang baik / pemilihan kata yang tepat, dengan begitu
komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.
Prinsip
– prinsip yang harus diperhatikan dalam komunikasi yang efektif :
ü Respect
: rasa hormat dan saling
menghormati.
ü Emphaty
: kemmpuan menempatkan diri kita
pada situasi yang dihadapi
orang
lain
ü Audible
: dapat didengarkan / dimengerti
dengan baik
ü Humble
: rendah hati
Untuk
membangun komunikasi yang efektif, harus memperhatikan aspek – aspek berikut
ini :
ü Kejelasan
: menggunakan bahasa yang mudah dimengerti komunikan, disampaikan secara jelas.
Jika announcer mampu menggunakan bahasa yang sederhana, otomatis pesan yang
akan disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh komunikan
ü Ketepatan
/ akurasi : kebenaran informasi yang disampaikan harus terjaga / diperlihatkan
ü Konteks
: informasi / bahasa yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkungan dimana komunikasi tersebut terjadi.
ü Alur
: bahasa dan informasi yang disampaikan hendaknya disusun dengan alur /
sistematikan yang jelas.
ü Budaya
: memperhatikan tata krama dan etika.
Keterampilan
dalam berkomunikasi dapat dipelajari melalui : - kenali audiens atau lawan
bicara anda, jika anda telah mengenal audiens, maka dengan mudah announcer akan
dapat menyesuaikan diri. – kenali materi atau skenario anda, jika anda telah
memahami skenario, maka bukan hal yang sulit untuk memulai komunikasi yang
efektif. –kenali pesan nonverbal anda (silent message).
Cara
meningkatkan efektivitas dalam berkomunikasi antara lain :
ü Atur
kontak mata : jika anda mampu memelihara kontak mata dengan lawan bicara anda,
maka pembicaraan anda akan terkesan menarik dan lebih dekat.
ü Ekspresi
wajah : jangan sampai saat berkomunikasi, ekspresi anda hanya datar saja,
usahakan menyesuaikan ekspresi dengan topik yang sedang dibicarakan.
ü Gesture
: dalam berkomunikasi peran gesture sangat penting untuk mempertegas suatu
kalimat.
ü Busana
: gunakanlah busana yang sopan dan rapi.
ü Respect
– emphaty – audible – care – humble
Komunikasi
sebagai psikologi ialah suatu ilmu dimana dia berusaha menguraikan, meramal dan
mengendalikan peristiwa mental serta perilaku komunikasi individu. Peristiwa
mental yang dimaksudkan ialah proses yang mengantarai stimuli dan respons
sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Sedangkan peristiwa perilaku ialah
apa yang tampak ketika orang berkomunikasi. Salah satu ciri dari pendekatan
psikologi komunikasi ialah mengarahkan perhatian pada perilaku manusia.
Komunikasi
yang informatif dan komunikatif ialah suatu informasi dimana suatu pesan yang
disampaikan dapat diambil oleh komunikan (seputar indonesia, liputan 6, fokus)
dengan menggunakan bahasa yang santun dan baik (talkshow, interview).
Adapun
pengaruh komunikasi terhadap orang lain ialah :
ü Internalisasi
: pengaruh sesuai dengan apa yang kita inginkan. Contohnya saat kita sakit,
kita pergi ke dokter, kita pergi ke dokter untuk periksa, saat periksa kita
menaati semua perkataan dokter agar lekas sembuh.
ü Identifikasi
: perilaku imitatif seorang anak, dosen yang ingin dipercaya oleh mahasiswanya
mencari referensi sebanyak mungkin tentang materi yang akan disampaikan di
kelas.
ü Ketundukan
: anggota geng motor baru yang diperlakukan tidak sepantasnya agar dia diterima
oleh anggota geng lainnya.
Karakteristik
komunikator antara lain :
ü Kreadibilitas
: persepsi komunikan akan sifat – sifat komunikator, terdiri dari dua komponen,
yaitu keahlian dan kepercayaan. Contoh : saat ada dua seminar, yang satu
mendatangkan pembicara dengan gelar sarjana, seminar yang satunya mendatangkan
pembicara magister. Otomatis orang akan memilih mendatangi seminar dengan pembicara
magister.
Atraksi : faktor – faktor situasional yang
mempengaruhi atraksi interpersonal, seperti daya tarik fisik, kesamaan
kemampuan. Contoh : MC yang menarik, ganteng atau cantik pada awalnya akan
terlihat menarik, namun saat pembawaan acara belum tentu dia dapat membawakan
acara denga menarik.