Negosiasi adalah sebuah proses yang
terjadi antara dua pihak atau lebih, yang pada awalnya memiliki pemikiran
berbeda hingga akhirnya mencapai kesepakatan. Dengan kata lain negosiasi adalah
suatu kegiatan tawar menawar antara dua orang atau lebih untuk mencapai
kesepahaman yang sama demi tujuan masing – masing pihak. Dalam sebuah negosiasi
ada beberapa faktor yang berperan penting terhadap berhasil atau tidaknya
sebuah negosiasi, diantaranya adalah :
1. Waktu
persiapan yang memadai, dimaksudkan ialah waktu yang digunakan untuk
bernegosiasi adalah waktu yang tepat. Dengan kata lain waktu tersebut telah
disetujui oleh kedua belah pihak sehingga proses negosiasi bisa berjalan tanpa
buru – buru dan tujuan awal dari diadakannya negosiasi bisa tercapai.
2. Sasaran
yang jelas, objek atau sasarna bernegosiasi harus jelas dikarenakan akan
berpengaruh pada tujuan yang akan kita capai. Jika kita salah memilih objek
negosiasi, maka bisa dipastikan misi dari kita bernegosiasi akan gagal atau
dengan kata lain tidak menghasilkan apapun.
3. Pengetahuan
tentang pokok permasalahan, seorang negosiator harus paham betul dan menguasai
pokok atau inti permasalahan. Mengapa demikian? Dikarenakan jika negosiator
paham inti permasalahan maka target atau tujuan dari diadakannya negosiasi akan
tercapai.
4. Informasi
mengenai lawan negosiasi yang terlibat dan organisasi (bila memungkinkan), informasi
ini akan membantu nada untuk memulai percakapan dengan negosiator agar
percakapan saat negosiasi tidak terkesan kaku atau rikuh antara satu dengan
lain. Selain itu cara ini juga efektif untuk membuat lawan negosiator kita
mudah untuk menyetujui tujuan diadakannya negosiasi.
5. Strategi
atau rencana negosiasi yang jelas, ini berguna agar tujuan negosiasi tidak
bias.
6. Penggunaan
taktik negosiasi yang tepat seperti menentukan waktu yang tepat utnuk
memberikan informasi. Jangan sampai anda membocorkan semua informasi yang anda
miliki. Ini akan menghambat proses negosiasi anda dikarenakan lawan anda sudah
mengatahui informasi yang dibutuhkan sehingga proses negosiasipun bisa batal
karena sudah tidak ada lagi hal atau informasi yang diinginkan dari anda.
7. Sikap
saling menghormati antara semua pihak yang terlibat dalam negosiasi, jangan
sampai karena kedudukan kita lebih tinggi daripada lawan negosiator lantas kita
seenaknya saja. Hal itu sangat tidak dianjurkan karena bagaimanapun juga sikap
dan perilaku kita merupakan unsur penting untuk terwujudkan negosiasi yang
sehat diantara sesama.
8. Keterampilan
berkomunikasi yang efektif seperti mendengarkan. Jangan hanya mau didengarkan
saja, tetapi mencobalah untuk menjadi pendengar yang baik. Menghormati lawan
bicara anda saat dia sedang berbicara lebih baik dibanding bersikap acuh tak
acuh.
9. Kesediaan
semua pihak yang terlibat untuk bersikap terbuka. Jika semua pihak bisa
bersikap terbuka dengan pihak lainnya maka negosiasi akan berjalan dengan sehat
dan tidak akan menimbulkan kecurigaan dikarenakan da pihak lain yang
merahasiakan informasi yang ia punya.
10. kemauan
kedua belah pihak untuk berkompromi sehingga tercipta fleksibilitas yang
memuaskan kedua belah pihak dalam negosiasi.
11. Tercapainya
hasil dan kesepakatan yang jelas disertai dengan pencatatan. Pencatatan disini
berguna agar semua aturan, hasil negosiasi, termasuk kontrak negosiasi tercatat
dengan jelas dan telah disepakati oleh kedua belah pihak sehingga akan
meminimalisir adanya kecurangan.
Dalam
negosiasi dikenal juga istilah negosiasi berprinsip, yaitu negosiasi saat semua
pihak yang terlibat sama – sama bertujuan untuk mencapai hasil win – win (hasil
yang memuaskan kedua belah pihak). Hal ini dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi dan teknik negosiasi yang menghormati lawan serta lebih
transparan. Aturan – aturan yang harus diperhatikan saat melakukan negosiasi
berprinsip ialah :
a. Memisahkan
perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi, negosiasi harus tetap
fokus pada masalah yang sedang dibicarakan. Jangan berfokus pada orang yang
terlibat di dalamnya meskipun anda tidak menyukai orang – orang yang terlibat
di dalamnya. Intinya dalam bernegosiasi kita harus berprofesional dan
mengabaikan masalah – masalah pribadi kita.
b. Berfokus
pada kepentingan, bukan posisi, menganggap lawan negosiasi sebagai musuh adalah
sikap yang tidak menguntungkan. Selama negosiasi berlangsung, diperlukan usaha
untuk menyelidiki perbedaan motivasi, kepentingan, dan sasaran dari kedua belah
pihak secara terbuka. Dengan demikian, kedua pihak akan menemukan kesamaan yang
akan membawa kesepakatan.
c.
Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum
membuat keputusan, kumpulkan sebanyak mungkin pilihan untuk membantu anda agar
tidak terjebak pada satu masalah atau solusi. Hal ini akan meningkatkan
kualitas kesepakatan akhir dan memperbesar kemungkinan untuk memuaskan semua
pihak yang terlibat. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas
negosiasi ini.
d.
Memastikan bahwa hasil didasarkan pada
kriteria objektif bukan subjektif, dalam pencapaian hasil maksimal, sangatlah
penting untuk menggunakan kriteria yang objektif, seperti menganalisis
keuntungan dan kerugian dari semua proposal yang diajukan. Dengan demikian maka
anda akan lebih memahami maksud dan tujuan dari berbagai pihak serta keuntungan
apa dan kerugian apa yang anda dapatkan dari negosiasi ini.
Negosiasi win – win ini memberikan hasil
yang akan berlaku dalam jangka panjang. Negosiasi ini juga membantu anda
membangun hubungan baik dengan lawan negosiasi.
Bentuk lainnya dari negosiasi adalah
Negosiator manipulatif, ahli dalam seni menipu dan akan terus mengelabuhi lawan
negosiasi dengan mengajukan kasus yang mengaburkan kebenaran. Negosiasi ini
dilakukan dengan iming – iming untuk membujuk lawan negosiasi agar menyetujui
suatu tindakan yang mungkin tampak bagus padahal sebenarnya tidak. Namun
negosiasi ini bisa merusak hubungan jangka panjang kedua belah pihak. Sebagai
contoh, teman anda meminta anda untuk bergabung dalam PH (Production House)
yang dia punya. Dia memuji anda bahwa naskah yang anda hasilkan sangat bagus
dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Ia mengatakan hal demikian karena alasan
yang sebenarnya adalah jika anda masuk dalam Ph nya maka dia usah susah – susah
untuk merekrut orang baru dan mengeluarkan banyak uang untuk perekrutan.
Negosiasi harus dilakukan dengan
struktur yang jelas dan tahap – tahap yang benar, yaitu :
a. Persiapan;
persiapan ini meliputi penelitian, perencanaan strategi dan taktik negosiasi. Meneliti
semua profil megosiator yang akan melakukan negosiasi dengan kita. Menelitu
maksud dan tujuan yang akan kita negosiasikan.meneliti keuntungan dan kerugian
yang akan kita dapatkan dari negosiasi ini. Penentuan strategi yang jitu agar
negosiasi yang dilakukan mendapatkan keuntungan yang besar atau mencapai tujuan
yang diinginkan. Serta menggunakan teknis – teknik negosiasi yang benar. Teknik
ini untuk mensiasati lawan agar proses negosiasi berjalan sesuai dengan apa
yang diinginkannya.
b. Memulai
negosiasi; memberitahukan fakta megenai berbagai posisi dan kepentingan yang
berbeda. Dengan memberikan fakta kepada lawan negosiasi, maka kita sudah bisa
dianggap bersikap terbuka sehingga lawan tidak akan berfikir anda ingin menang
sendiri dan mendapat keuntungan sendiri dari negosiasi ini. Menjelaskan
kepentingan yang berbeda, jelas sekali bahwa negosiasi hanya bisa dilakukan
jika kedua belah pihak memiliki tujuan yang berbeda. Jika mereka memiliki
tujuan yang sama mereka tidak akan mengadakan negosiasi melainkan bekerja sama.
c. Memimpin
negosiasi ; meliputi pembahasan posisi, berbagai penawaran, identifikasi,
keuntungan, dan konsensi, serta usaha menentukan kesamaan. Memberikan informasi
atas tawaran yang akan didapatkan jiak melakukan negosiasi ini. Memberikan
penjelasan tentang keuntungan serta konsekuensi dari negosiasi ini agar pihak
lawan bisa mengatasi konsekuensi tersebut. Dengan kata lain, pihak lawan bisa
mencari jalan keluar atas konsekuensi tersebut. Dalam menyampaikan hal – hal
diatas jangan lupa untuk menyampaikannya dengan wajar dan dengan teknik
persuasif yang meyakinkan agar pihak lawan merasa diyakainkan dengan adanya
negosiasi ini.
d. Bergerak
menuju kesepakatan. Mencapai kesepakatan ; mengakhiri negosiasi dan mencatat
kesepakatan yang telah tercapai. Dan tahap terakhir adalah menindaklanjuti
hasil negosiasi. Hasil negosiasi yang telah disetujui oleh kedua belah pihak
harus segera direalisasikan dan dieksekusi.
Sebelum melakukan negosiasi, ada baiknya
melakukan persiapan – persiapan terlebih dahulu agar proses negosiasi berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Tanpa persiapan yang matang, negosiasi
berarti gagal. Persiapan pertama yang harus diperhatikan adalah penelitian, merupakan
faktor yang sangat penting jika anda ingin berhasil menjadi sebagai negosiator.
Mudah bagi kita untuk melewatkan bagian ini, walaupun ada resikonya. Penelitian
yang cermat dan lengkap akan membangun kepercayaan diri anda, dikarenakan anda
tidak salah ngomong dan tidak salah informasi mengenai lawan negosiasi anda,
sekaligus menambah pengetahuan dan informasi. Persiapan dibagian penelitian ini
sangat bermanfaat, misalkan kedua belah negosiator baru pertama kali bertemu,
semakin banyak informasi yang didapatkan saat penelitian akan memudahkan untuk
mengantisipasi sasaran lawan. Selain itu cara ini juga bermanfaat untuk
mengantisipasi pandangan lawan anda tentang anda, jika lawan bekerja di bagian
lain dalam satu organisasi atau di organisasi yang sama sekali berbeda.
Persiapan kedua yaitu pertanyaan dalam penelitian. Pertanyaan – pertanyaan
seperti mengenali lawan negosiasi anda, riwayat negosiasi, memahami negosiasi
atau situasi secara menyeluruh, mempelajari bagaimana cara bekerja lawan
negosiasi dilingkungannya akan membantu anda mengumpulkan informasi tentang
lawan negosiasi dan situasi negosiasi. Pengetahuan ini juga akan membuat anda
lebih percaya diri saat memulai negosiasi. Tujuannya dari pertanyaan –
pertanyaan tersebut adalah untuk menyiapkan anda menghadapi lawan negosiasi,
baik mengetahui riwayat negosiasi, situasi dalam negosiasi maupun lingkungan
dan budayanya. Persipan selanjutnya adalah kekuatan dalam bernegosiasi,
kekuatan adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu maupun untuk memanfaatkan
sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan. Orang yang kuat selalu tampil
percaya diri, penuh keyakinan, dan merasa nyaman dengan kekuatan mereka. Orang
yang tidak punya kekuatan sering kali menyalahgunakan kekuatan dengan perilaku
yang tidak pantas, seperti menggertak. Kekuatan – kekuatan yang dimaksudkan
adalah : kekuatan yang sah ; ketika anda bernegosiasi, sangatlah penting untuk
terlebih dahulu mengetahui kekuatan sah apa yang anda miliki. Hal ini akan
menentukan batasan dalam keputusan yang dapat anda buat tanpa harus bertanya
terlebih dahulu kepada atasan. Anda juga dapat menggunakan kekuatan ini untuk
memutuskan langkah selanjutnya jika keputusan tidak mungkin dicapai dan kasus
tersebut perlu ditutup. Kekuatan hadiah ; penggunaan kekuatan ini untuk proses
negosiasi adalah mungkin anda akan memaksa memberi sesuatu yang diinginkan
lawan negosiasi dan membuat konsesi. Kekuatan koersif ; kekuatan ini dapat
digunakan secara efektif dalam beberapa negosiasi sebagai usaha terakhit.
Contohnya masalah yang sulit diselesaikan dapat disingkirkan dengan cara
menjelaskan konsekuensi negatif dari tindakan yang direncanakan lawan
negosiasi. Keahlian ; dalam negosiasi kekuatan ini bisa menjadi sesuatu yang
tak bernilai harganya apabila lawan negosiasi membutuhkan nasihat atau masukan
anda. Sebagai contoh : konsultan eksternal yang menyediakan jasa bagi
organisasi tidak memiliki kekuatan sah karena tidak masuk dalam struktur
organisasi perusahaan. Namun salah satu sumber kekuatan yang memungkinkan
konsultan untuk menegosiasikan syarat dan kondisi kerja pegawai adalah keahlian
mereka yang memang dibutuhkan klien tersebut. Kekuatan interpersonal ; dalam
negosiasi mereka akan menggunakan strategi perilaku yang efektif untuk mencapai
kesepakatan, mencegah dan menyelesaikan konflik, serta meraih hasil win – win.
Kekuatan informasi ; dalam bernegosiasi anda harus mampu mengatur dengan jelas
informasi yang bisa memmpengaruhi hasil negosiasi, jangan sampai anda salah
menggunakan informasi yang justru informasi tersebut sama sekali tidak membantu
dalam proses negosiasi. Sebagai contoh, konsesi yang ditawarkan di awal
negosiasi bisa menjadikan proses lebih cepat dan positif. Terlalu lama
menggunakan konsesi kadang bisa menghambat tercapainya penyelesaian atau malah
menimbulkan konflik yang tidak perlu. Kontrol sumber daya ; kekuatan seperti
ini akan sangat berguna saat anda melakukan negosiasi, karena memungkinkan anda
mengajukan tawaran – tawaran nyata kepada lawan negosiasi, misalnya pinjaman
bagi staf. Selain itu, kekuatan ini juga bisa membantu anda mencapai kemajuan
atau menerima konsesi dari orang lain sebagai balasannya. Kekuatan rujukan atau
kekuatan kontak ; negosiator yang efektif akan memanfaatkan kekuatan ini karena
bisa membantu mereka mempengaruhi dan membujuk orang lain serta mendapatkan
kepercayaan mereka. Kekuatan internal ; tanpa sumber kekuatan internal yang
kuat, kita tidak akan bisa menggunakan kekuatan eksternal dengan baik.
Persiapan selanjutnya yaitu merencanakan strategi, berpikir besar dan memperhitungkan
konteks yang ada menentukan dengan jelas posisi ideal, posisi realistis, dan
posisi mundur anda. Susun strategi dalam pergerakan dan fleksibilitas. Cari
alternatif sebanyak mungkin. Pikirkan dengan hati – hati konsekuensi yang
mungkin timbul seandainya batas minimal anda tidak disetujui. Persiapkan kasus
yang benar – benar matang untuk mendukung posisi anda. Pikirkan terlebih dahulu
mengenai konsesi dan kemungkinan munculnya masalah yang sulit diselesaikan.
Dalam merencanakan strategi, jangan melakukan hal – hal seperti membatasi
strategi hanya pada satu masalah saja. Persiapan lainnya yaitu, merencanakan
strategi ; perhatikan tentang waktu, metode, lokasi, urutan masalah, kendali
atas penyebarluasan informasi, memulai pergerakan, mencapai kesepakatan.
Strategi yang direncanakan dengan baik sangat besar pengaruhnya bagi lawan
negosiasi.
Memilih perilaku yang tepat saat
bernegosiasi bisa menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan. Perilaku
asertif yang digunakan negosiator dalam bernegosiasi akan memperlakukan orang
lain dengan hormat yang tulus. Berlaku asertif berarti menerima karakteristik
diri, baik yang positif maupun yang negatif. Dengan berperilaku demikian, kita
merasa perlu mengalahkan lawan karena tidak merasa harus selalu menang. Perilaku
agresif adalah perilaku yang kompetitif atau keinginan untuk selalu ingin
menang. Tujuan dari perilaku ini adalah untuk menjadi pemenang. Negosiator
agresif biasanya mencapai tujuannya dengan mematahkan semangat lawan negosiasi
atau mengabaikan perasaan, keinginan, dan hak mereka. Negosiator agresif tidak
mau mempertimbangkan sudut pandang lawan ia hanya menomorsatukan sudut pandang
sendiri tanpa mempertimbangan sudut pandang lawat sedikitpun. Ketika dihadapkan
pada sebuah konflik atau konfrontasi, negosiator agresif akan menanggapinya
dengan serangan balik secara terang – terangan. Perilaku agresif akan
mengakibatkan reaksi emosional yang berlebihan, kita memilih melakukan serangan
verbal maupun fisik, meninggalkan jejak perasaan sakit hati atau terhina.
Perilaku pasif ; negosiator pasif memiliki
cara pandang negatif. Hal ini membuatnya frustasi karena merasa tidak
mempunyai kemauan atau mudah menyerah. Didalam dirinya, selalu ada penyangkalan
diri dan sikap mengasihani diri sendiri. Kemungkinan timbulnya konfrontasi juga
akan membuat mereka langsung menghindar dan melarikan diri. Perilaku pasif
bukanlah yang efektif untuk bernegosiasi karena negosiator seperti ini
berpeluang sangat kecil untuk meraih apa yang diinginkan. Mereka seringkali
harus menerima hasil lose – win. Dan mereka sering dimanfaatkan oleh pihak
lawan bahkan untuk kepentingan lawan yang begitu besar. Untuk jangka panjang,
negosiator pasif tidak akan diperhitungkan. Perilaku manipulatif ; umumnya
tidak efektif digunakan dalam negosiasi karena lawan tidak akan pernah benar –
benar mempercayai negosiator seperti itu, sehingga tidak ingin bernegosiasi.
Negosiator seperti ini akan sulit mendapatkan lawan negosiasi dikarenakan
informasi yang disampaikan palsu dan akan merugikan pihak lawan negosiasi.
Negosiator menipulatif akan mencapai hasil win – lose. Namun, biasanya mereka
hanya akan berhasil satu kali dengan cara ini. Orang tidak suka dipermainkan
atau dipaksa mencapai kesepakatan.
Ada beberapa perilaku efektif yang dapat
dilakukan saat melakukan negosiasi. Negosiator yang terampil akan menunjukkan
perbedaan yang nyata dalam interaksinya dibandingkan dengan orang lain.
Negosiator terampil tidak akan menggunakan taktik atau perilaku yang akan
membuat lawan negosiasi merasa terasing atau kesal. Negosiator terampil hanya
akan menggunakan teknik serta jurus yang jitu dan tentunya tanpa
mengesampingkan sudut pandang lawan. Menghindari kata dan kalimat yang dapt
menyinggung lawan seperti ‘adil dan masuk akal’. Ungkapan seperti itu akan
menyiratkan makna bahwa lawan bersikap tidak adil dan tidak masuk akal.
Merendahkan lawan atau mengatakan sesuatu yang menghina dan sarkastik sama
tidak produktifnya dengan memuji diri atau anda sendiri. Pujilah dan sanjunglah
lawan anda agar hatinya senang sehingga mau melakukan negosiasi dengan anda.
Hindari perilaku mempertahankan diri yang justru akan membuat lawan merasa
dijauhi atau membatalkan niat baik mereka. Mementahkan argumen ; seorang
negosiator terampil lebih memilih mengajukan sebuah alasan yang kuat dengan
jelas dan percaya diri, kemudian baru beralih ke alasan – alasan pendukung jika
posisinya benar – benar terancam.
Menggunakan bahsaa tubuh, nada suara,
dan kata – kata yang selaras akan memastikan kita menyampaikan pesan yang jelas
dan tidak bermakna ganda. Jika bahasa tubuh yang kita gunakan berlebihan dan
nada kita berbicara tidak selaras, maka lawan akan mengira anda sedang marah
dengannya bukannya sedang bernegosiasi. Dalam komunikasi tatap muka, lebih dari
50% pesan kita tersampaikan melalui bahasa tubuh, gaya berpakaian, dan
penampilan. Sisanya sekitar 40% melalui nada suara dan hanya 10% melalui kata –
kata. Dengan demikian berpakaianlah yang rapi saat aan melakukan negosiasi.
Maka jika ingin sukses mengkomunikasikan proposal saat melakukan negosiasi,
unsur – unsur kata – kata yang dipilih, intonasi suara saat berbicara, bahasa
tubuh dan penampilan harus dipertimbangkan. Dengan demikian kita bisa
memastikan tidak ada kesalahpahaman yang akan membuat lawan negosiasi kita
bingung atau jengkel.
Negosiasi dapat berlangsung secara
formal maupun informal. Namun meskipun negosiasi bisa berlangsung secara
informal, bukan berarti kita bisa seenaknya saja. Meskipun demikian, sangatlah
penting untuk menghadapi negosiasi informal seserius negosiasi formal.
Pandanglah selalu negosiasi sebagai proses yang memiliki awal dan akhir.
Persiapan yang baik sangat penting pada negosiasi dalam situasi sehari – hari,
meskipun beberapa situasi tidak menuntut usaha keras. Banyak prinsip kunci
negosiasi informal yang sama dengan prinsip kunci negosiasi formal, yaitu
a. Kenali
keinginan anda, tentukan sasaran anda dengan tepat. Jika keinginan anda sudah
jelas, maka anda akanmendapatkan sasaran yang tepat pula. Jangan sampai sasaran
kita melemceng dengan apa yang kita inginkan.
b. Lakukan
penelitian, dengan melakukan penelitian maka anda tidak akan salah dalam
benegosiasi. Setidaknya materi yang akan anda negosiasikan sudah anda riset
terlebih dahulu. Sebagai contoh jika anda ingin
menegosiasikan kenaikan gaji, cari tahu apakah orang lain telah mendapat
kenaikan juga. Berapa besarannya? Mengapa anda layak mendapatkan kenaikan gaji?
Bagaimana kemungkinan posisi atasan anda?
c. Pilihlah
metode komunikasi yang tepat, apakah komunikais tatap muka merupakan metode
terbaik atau bisakah bernegosiasi melalui telepon saja? Apakah perlu mendukung
komunikasi tatap muka dengan laporan tertulis? Dengan demikian maka maksud atau
keinginan anda kan tersampikan dengan baik kepada sasaran anda. Karena metode
komunikasi merupakan unsur pokok yang menentukan tercapai atau tidaknya
keinginan anda tersebut.
d. Persiapkan
laporan tertulis, beberapa baris pembukaan berperan sangat penting dalam
menentukan keadaan dan mencapai niat baik. Dengan menggunakan laporan tertulis
maka pihak sasaran bisa mencermati tulisan anda dan anda telah berlaku terbuka
dengannya. Maka negosiasi yang tercipta bukan hanya akan menguntungkan anda
saja melainkan pihak sasaran juga mendapatkan keuntungan atas negosiasi yang
anda lakukan ini.
e. Ambillah
inisiatif, bersikaplah proaktif. Orang yang membuka negosiasi dengan cara
positif biasanya mampu mencapai sasaran. Jika anda mau bersikap proaktif maka
pihak lawan akan memberikan rsepek yang positif terhadap anda. Beda halnya jika
anda dalam bernegosiasi hanya menyampaikan atau berbicara seperlu anda saja
bahkan anda bebicara dengan nada dan intonasi seenaknya, maka otomatis pihak
sasaran anda akan merasa malas dan enggan melakukan negosiasi dengan anda.
f. Waktu
yang tepat untuk memberikan informasi, apa yang perlu diketahui lawan negosiasi
dan kapan? Jangan sampai pihak lawan belum menanyakan informasi sesuatu kepada
anda lantas tiba – tiba nada menceritakan informasi yang anda punya
karenamungkin anda berpikiran dengan emmberinya informasi yang anada punya maka
ia akan mau melakukan negosiasi dengan anda.
g. Berkomunikasi
secara asertif, berbicaralah secara spesifik. Jangan berbicara berbelit –
belit. Hal tersebut akan mempersulit lawan anda dan bisa menimbulkan
kesalahpahaman maksud anda. Ulangi hal tertentu bila perlu. Agar hal penting
tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada pihak sasaran. Persiapkan diri
anda dan hadapi usaha untuk mengacaukan atau menjebak anda ke dalam detil
masalah yang tidak relevan. Kontrol diri dan tetap fokus agar anda tidak
tejerumus pada penjebakan lawan. Ungkapkan perasaan anda dan bersiaplah untuk
selalu bergerak fleksibel.
h. Catat
seluruh hasilnya, pastikan bahwa lawan mengerti dengan jelas hal – hal yang
sudah disepakati. Jika perlu tandatanganilah hasil negosiasi bersama lawan
diatas materai. Agar jika terjadi kesalahpahaman, dokumen ini bisa menjadi
bukti bahwa kedua belah pihak telah setuju atas negosiasi yang telah dilakukan.
i.
Tindak lanjut dan tinjauan, pastikan
segala tindakan yang disepakati telah dilakukan. Dan jangan lupa untuk meninjau
ulang hal yang telah disepakati.
Perilaku
asertif mengkomunikasikan bahasa tubuh, suara, dan kata – kata dengan jelas
serta tanpa makna ganda. Dengan memaksimalkan perilaku asertif ini maka akan
memperbesar peluang anda untuk mencapai win – win solution dalam proses negosiasi.
Yang harus ditekankan dalam perilaku ini ialah berbicara langsung dan singkat
(tidak berbelit – belit), berbicara jelas dan spesifik, mengingat bahwa anda
berhak memberitahukan keinginan anda, menggunakan teknik kabut untuk menanggapi
perilaku manipulatif, siap berkompromi,
dan memastikan semua pihak memahami dengan jelas apa yang telah
diputuskan. Agar negosiasi yang dilakukan dengan menggunakan perilaku asertif
berjalan dengan sempurna, maka anda harus menghindari hal – hali seperti
meminta maaf karena telah mengajukan permintaan, memperpanjang permintaan nada
dengan informasi yang tidak perlu, lupa bahwa lawan negosiasi berhak menolak
permintaan anda dan melancarkan agresi, terlalu sering menggunakan teknik
catatan terpecah tanpa mengakui posisi atau kebutuhan lawan.
Agar
dapat memimpin negosiasi yang efektif, maka ada beberapa daftar penting yang
harus diperhatikan. Tahap 1 yaitu persiapan, meliputi penelitian serta
perencanaan strategi dan taktik. Tahap kedua adalah membuka negosiasi. Anda
perlu berbagi informasi mengenai posisi dan kepentingan semua pihak.
Mendengarkan dengan cermat, mengajukan pertanyaan terbuka, memastikan anda
memahami posisi lawan dengan jelas, menyimpulkan, menahan keinginan untuk
menghakimi lawan. Namun anda tidak boleh menyela, langsung menolak posisi lawan
segera setelah mereka menyatakan, mengungkapkan pertanyaan dengan terlalu
spesifik. Tahap ketiga yaitu memimpin negosiasi, meliputi penjajakan posisi
tawar menawar, identifikasi keuntungan dan konsesi, serta menemukan kesamaan.
Dalam tahapan ini anda harus melakukan poin poin seperti, memusatkan perhatian
pada topik atau masalah bukan pada orangnya, berkonsentrasi pada masalah bukan
pada posisi bahkan jika jurang antarposisi tampak begitu lebar, mendengarkan
kesamaan dan kemungkinan munculnya titik yang sulit diselesaikan, mengajukan
pertanyaan yang bersifat menyelidiki dan memperjelas, mengamati pesantersirat,
mengamati bahsa tubuh lawan untuk menangkap kontradiksi dalam perkataan mereka,
menyimpulkan dan memeriksa kembali pemahaman, memebuat catatan bila diperlukan.
Hal – hal yang harus dihindari dalam tahap ini ialah, menyela, terlalu banyak
bicara atau membiarkan lawan berbicara terlalu banyak, tergoda untuk mengajukan
argumen bantahan, mulai terpaku pada posisi sendiri, berpikir dalam konteks
benar dan salah. Akan jauh lebih membantu jika anda berpikir dalam konteks
adanya perbedaan. Tahapan keempat yaitu bergerak menuju kesepakatan. Hal – hal
yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah, membidik hasil win- win,
membuat kesimpulan sementara selama menajalani proses negosiasi, terbuka
tentang motivasi anda, memberikan alasan sebelum mengajukan proposal atau
mengambil keputusan, mengantisipasi timbulnya argumen bantahan, mengajukan
pertanyaan, tetap fokus pada tema utama negosiasi, memperoleh konsesi dengan
berkata, “Apabila ana....., saya....”, berusaha mencari kesamaan, mengajukan
setiap tawaran dengan tepat, sesuai dengan konteksnya. Hal – hal yang perlu
dihindari dalam tahapan ini adalah, mengancam atau menggunakan kata – kata
kasar, menggunakan kalimat mengesalkan seperti “saya yakin anda ingin menerima
tawaran yang sangat murah hati ini”, membiarkan diskusi kehilangan fokus,
bersikap defensif atau menyerang lawan, menghina lawan, mempertanyakan motivasi
lawan, menolak argumen secara berlebihan, memaksakan keputusan sebelum
waktunya. Tahapan kelima yaitu mencapai kesepakatan. Tahapan ini meliputi cara
membawa negosiasi sampai kepada
kesimpulan dan cara mencatat kesepakatan. Tahapan terakhir yaitu menindaklanjuti
hasil negosiasi. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan di tahapan ini ialah
mengirim catatan atai email yang berisi ringkasan kesepakatan yang telah
dicapai kepada semua pihak, sekaligus megingatkan mereka tentang langkah
selanjutnya yang harus dilakukan. Melaksanakan semua tindakan yang telah nada
setujui sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati. Memebritahu kesimpulan
yang telah dicapai kepada semua pihak yang terkait, termasuk mereka yang tidak
terlibat secara langsung dalam negosiasi. Mengirim surat terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam negosiasi. Jangan sampai anda melupakan
aspek – aspek yang tekah disebutkan diatas karena akan berakibat fatal.
Sumber :
Suprapto, Tommy. 2008. Teknik Jitu Persuasi dan Negosiasi. Jakarta
: PT. Buku Kita.
Richard, Luecke. Patternson, James.
2009. Better Negotiators. Jogjakarta
: Locus.
Jackman, Ann. 2005. How To Negotiate. Indonesia : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar